Translate

Senin, 15 Agustus 2011

landasan pendidikan 6


NAMA     :  SUWARNO
NIM          :  0808036106
KELAS     :  19.2
TUGAS     :  RESUME    LANDASAN PENDIDIKAN

MENGAJAR DENGAN TEKNOLOGI
Melibatkan siswa dalam proses berfikir lebih tinggi

Pola berfikir lebih tinggi termasuk di dalamnya berfikir kritis dan kreatif
 -  Berpikir Kritis adalah Proses pembuatan suatu tujuan tertentu dengan sengaja dan mengatur pendapatnya sendiri. Dalam proses ini , pertimbangan yang masuk akal harus diberikan bukti konteks,pengkonsepan , metode dan criteria yang diperlukan untuk mendukung pendapat yang mereka buat
 -   Berpikir kreatif  merupakan jenis pola pemikiran yang menuntun kita dalam pandangan baru, pendekatan baru, perspektif baru, langkah-langkah baru yang menyeluruh dalam memahami dan menyusun sesuatu.

Produk berpikir kreatif adalah didalamnya termasuk musik,puisi , tari, sastra sebab semuanya itu biasanya sering diubah atau dikomposer dengan selera kreatif yang tinggi

Sifat-sifat pemikir yang baik
  • Memiliki rasa ingin tahu untuk meneliti
  • Mempunyai dedikasi dan hasrat yang kuat untuk menghasilkan informasi yang reliable
  • Memiliki skap hati-hati dalam membuat suatu pendapat sampai mereka memiliki masalah yang tepat untuk dieksploitasi atau diputuskan
  • Memiliki komitmen yang kuat terhadap pemikirannya sehingga dapat digerakkan menjadi ide-ide yang cemerlang

Hubungan antara berpikir dan sarana TI
Ada beberapa penggagas untuk membuat sarana TI untuk membantu mengembangkan cara berpikir :
  • Seymour Papert, menciptakan software bagi siswa untuk menemukan pengetahuan geometris
  • Program Klasik Oregon Trail yang merupakan mata pelajaran ilmu social dan sejarah menyediakan grafik menarik yang terletak dalam rangka mempelajari kesulitan yang dihadapi oleh pemukim awal dari Amerika
  • Clifford Thinking Adventures untuk membuat grafis yang menarik akan menjadikannya sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan dan hanya menganggapnya sebagai suatu permainan

Salah satu keterbatasan penggunaan TI dalam membantu cara berpikir
  • Peserta didik tidak termotivasi untuk mencoba masalah lebih dari beberapa kali karena mereka merasa sudah faham dengan isinya
  • Keterbatasan yang lain adalah isi dari software tersebut yang tidak jelasmenunjukkan ketrampilan apa yang akan dialihkan/ditransferkan ke dalam konteks pendidikan yang mempunyai kurikulum dan budaya yang berbeda

Kelebihan
     Isi dari dari perangkat lunak gratis dan terbuka,disisi lain ,sangat mungkin dapat membuat proses mentransfer kemampuan berpikir lebih mudah dibandingkan dengan cara yang lain karena tidak mudah dibandingkan dengan cara yang lain yang tidak terikat dengan kurikulum atau konteks tertentu

3 ketrampilan berpikir menurut Robert Swartz
  • Ketrampilan menjelaskan ide ( klarifikasi)
  • Ketrampilan menggeneralisasi dalam berpikir (berpikir kreatif )
  • Ketrampilan dalam menilai ide-ide yang beralasan (kritis )

5 Langkah proses pengambilan keputusan menurut  Robert Swartz
1. Apa yang membuat keputusan menjadi penting ?
2. Apa saja pilihan saya ?
3. Apakah ada informasi tentang konsekuensi dari setiap pilihan ?
4. Berapa penting konsekuensinya ? Pilihan mana yang terbaik ?
5. Pilihan dalam konsekuensi tersebut ?

Mengajar dengan teknologi : menciptakan kelas konstruktif
Pandangan konsultasi mengenai pembelajaran
  • Timbulnya paradigma dalam teori-teori pembelajaran pada pertengahan tahun 1970-an menimbulkan transformasi radikal dalam transformation pengajaran di ruangan kelas
  • Transformasi ini pada dasarnya sudah dipengaruhi oleh teori-teori pembelajaran yang baru , antara lain , konstruksitivisme merupakan teori yang paling umum mengenai pengetahuan dan pembelajaran

Cara tradisional dalam menerapkan
  • Orang tidak dapat mengasumsikan bahwa penerapan teknologi maju dapat dengan sendirinya lebih efektif dari pada bentuk-bentuk teknologi lama
  • Konstruksivisme mendefinisikan pengetahuan sebagai suatu yang bersifat temporer membangun social dan diantarai oleh budaya , jadi tidak objektif
  • Dua rangkaian ini , konstruktivisme kognitif dan social memiliki penekanan yang berbeda. Konstruktivisme merupakan teori pengembangan yang mengembangkan bagaimana anak –anak mengembangkan kemampuan kognitif

Penerapan teknologi dalam ruangan kelas
  • Pemeberikan pelatihan pada guru tentang bagaimana menerpkan pengetahuan tentang mengoperasikan hardware dan software
  • Penerapan teknologi dalam pengajaran agar belajar semakin melihat sisi individualitas siswa untu memnuhi standar pencapaian
  • Penerapan teknologi dalam adminietrasi guru yang mendukung pembelajaran yang mengarah individualisasi siswa
  • Penrapan teknologi untuk pengembangan profesi, Para guru dapat menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung pembelajaran dengan mengakses dari internet serta pembelajaran dengan web dan meningkatkan kerja sama sesame teman sejawat untuk mengembangkan karir

Conto-contoh penerapan ICT untuk menciptakan konstruktivisme ruangan kelas
  • Meringka dan membuat catatan
  • Memperkuat upaya dan memberikan pengakuan
  • Pekerjaan rumah dan praktek
  • Presentasi non linguistic
  • Pembelajaran kooperatif
  • Menetapkan tujuan dan memberikan umpan balik
  • Menghasilkan dan menguji hipotesis
  • Pertanyaan ,isarat dan organisator kemajuan

Kesimpulan
     Untuk menerapkan konstrutivisme ruangan kelas butuh suatu perubahan pada keyakinan para guru mengenai pengajaran dan peran mereka dalam ruangan kelas Akhirnya menarik hubungan antara arti penting dan hubungan dalam menghubungkan strategi instruksional berbasis penelitian dengan integrasi teknologi untuk menciptakan konstruktivisme ruangan kelas
     Kesimpulan utam bahwa teknologi bukan merupakan obat mujarab untuk pengajaran yang efektif tapi teknologi memiliki potensi sangat besar untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran

ICT ( Information Communication Tekhnologi )
Memahami integrasi ITC di sekolah
  1. Dapat mempengaruhi hasil siswa secara positif
  2. Dapat menyebabkan penerimaan informasi secara cepat
  3. Dapat menjai media pembelajaran jarak jauh yang sangat diperlukan oleh peserta didik
  4. Peserta didik terbebas melaksanakan tugas rutin seperti perhitungan mekanis, merevisi dokumen dan fokus mencata tugas seperti membuat dan menguji hipotesis

Faktor-faktor konstektual yang mempermudah pengitegrasian ICT
1. Guru harus memahami dan bekerja dalam keterbatasan lingkungan sekolah
2. Fasilitas untuk meningkatkan keinginan untuk bereksperimen dan menggunakan teknologi oleh guru
3. Pemimpin sekolah harus menyediakan visi. Inovasi dan model penggunaan teknologi
4. Dukungan teman sejawat daam berbagi ide dan memecahkan persoalan bersama-sama
5. Penydiaan teknisi komputer untuk membentu guru dalam memcahkan masalah

Faktor-faktor konstektual yang menghalangi pengintegrasian ICT
·        Guru itu sendiri yang kurang termotivasi dalam mempelajari ketrampilan baru
·        Waktu adalah faktor penghalang yang paling efektif
·        Kurangnya perbandingan antara guru dan jumlah siswa
·        Keputusan hal dimana komputer harus di tempatkan

Kebijaksanaan guru yang menjadi kendala dalam pengintegrasian ICT
  • Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan guru dalam ICT
  • Sikap guru yang kurang positif dalam perubahan yang berkaitan dengan kompetensi guru terhadap ICT

Kebijaksanaan guru yang memfasilitasi  dalam pengintegrasian ICT
  • Mengharuskan guru praktek mengajar dengan ICT
  • Intensifikasi pembelajaran untuk kebutuhan guru
  • Membutuhkan pemahaman yang memadai oleh guru terhadap kelemahan dan keterbatasan ICT
  • Kontribusi yang berkaitan dengan sikapdan kepercayaan

Kerangka kerja konseptual untuk mempelajari pengintegrasian ICT
Input, adopsi,adaptasi,pemberian dan penciptaan




PEMBENTUKAN MODEL DENGAN KOMPUTER SEBAGAI MINDTOOL PENGGUNAAN ICT KOGNITIF DENGAN PEMBELAJARAN YANG TERPUSAT PADA SISWA DENGAN SUDUT PANDANG TRANSAKSIONAL – KONSTRUKTIVISME TERHADAP PEMBELAJARAN
    
 Apa itu mindtool ?
Mindtool adalah alat-alat yang berbasis komputer yang berfungsi sebagai mitra intelektual dalam pembelajaran tingkat tinggi. Didalamnya mencakup  : Bahasa Tertulis, Gagasan matematis dan universal

Karakteristik komputer sebagai mindtool
-  Pembelajaran terletak pada suatu masalah yang otentik, akan membangun pemahaman siswa tentang fenomena dan akan membuat siswa mencari rumusan yang tepat sebagai solusi.
 -  Dengan pembelajaran tersebut siswa menjadi aktif berinteraksi dengan penemuan-penemuan baru dan bekerja secara kolaboratif maupun kelompok

Beberapa kategori Mindtool bagi siswa aktif dalam pembelajaran tingkat tinggi
  • Sebagai alat –alat system yang dinamis ( spread sheet )
  • Sebagai alat percakapan ( Power point dan halaman web )
  • Sebagai alat pengorganisasian ilmu pemgetahuan ( konsept dan data base)
  • Gabungan dari ketiga fungsi kategori tersebut

Kriteria software sebagai mindtool (Jonnasen )
    1. Berbasis komputer
Memudahkan siswa untuk membangun ilmu pengetahuan
    1. Tersedia berbagai aplikasi
Mengembangkan ketrampilan dan berpikir kritis
    1. Mudah untuk dipelajari
Merestrukturisasi, memperkuat pemikiran secara signifikan

Meaningful learning ( Jonasen & Strobel )
Suatu pembelajaran yang bermakna akn menghasilkan :
- Berpikir yang konstruktiv dan reflektif
- Menghasilkan suatu kerja sama antar siswa atau kooperatif
- Bertujuan pada hasil / intentional
- Menghasilkan pembelajaran yang aktif dan manifulatif

Kriteria program software sebagai alat kognitif
  • Memfasilitasi, distribusi dan kolaborasi
  • Merancang pembelajaran intensional dan metakognisi
  • Menciptakan subjek baru yang berbeda-beda
  • Berpikir kritis dalam pembelajaran
  • Mengembangkan pembelajaran yang dapat ditransfer kepada subjek lain
  • Merestrukturisasi, menambahkan, merubah atau menghapus model
  • Kembali ke distribusi dan kolaborasi

Kerangka teori kerja untuk memriksa praktek pembentukkan model
  • Pengenalan individu
1. penyelidikan pengalaman
2. konten pengetahuan
3. pemahaman tentang model
  • Aksi pembentukan model/ cara pembentukkan model
  • Lingkungan belajar
1. model kurikulum terpadu
2. guru dan sumber daya lainnya
3. kolaborasi

Konstruktivisme radikal adalah pembelajaran didefinisikan sebagai swa- organisasi pikiran yang sebagian besar individual- re organisasi kognitif aktif melalui proses asimilasi, akomodasi dan ekulibrum

Konstrutivisme social adalah ketrlibatan bersama dalam konteks social  maupun individu yang menggambarkan interaksi sebagai tindakan manusia yang menggunakan sarana mediasional ( bahasa/alat psikologi) sehingga membentuk tindakan-tindakan

Kesimpulan
Terdapat 6 ( enam ) ketentuan agar pelaksanaan teknologi menjadi berhasil :
  1. Akses kepada teknologi
  2. Persiapan guru yang memadai
  3. Kurikulum yang efektif
  4. Administrasi sekolah yang mendukung
  5. Keluarga/komunitas yang mendukung
(Norris dan Soloway,2003 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar